Selasa, 20 April 2010

POLITIK

POLITIK

Gonjang-ganjing posisi PDIP (Partai demokrasi Indonesia perjuangan) dalam kancah perpolitikan Indonesia terjawab sudah, setelah dalam kongres PDIP ke III di Bali, Megawati Sukarno Putri mendapat dukungan luas dari peserta kongres untuk mengambil posisi oposisi.
Sebelumnya di tubuh PDIP ada dua kelompok / kubu yang berbeda yaitu keinginan ketua dewan pertimbangan Tofik Kemas mengarahkan agar PDIP mengambil sikap koalisi dengan demokrat baik di parlemen maupun di kabinet. Bertentangan dengan Megawati yang tetap memposisikan sebagai oposisi. Megawati yang tetap keukeuh dan kukuh dengan pendiriannya untuk mengambil sikap oposisi walaupun dalam sistem demokrasi kita tidak dikenal, oposisi akan dapat membelah konstitusinya.
Kalangan yang pro koalisi nampaknya disisihkan dalam struktur organisasi DPP. PDIP yang di umumkan oleh Megawati sebagai formatur tunggal pada saat dilaksanakan pelantikan.
Enam puluh persen pengurus DPP diisi banteng-banteng muda , sementara pengurus lama yang tengah menghadapi permasalahan disisihkan dari kepengurusan inti.
Banyak kalangan yang mempertanyakan sikap Megawati yang kurang demokrasi dalam menghadapi perbedaan pendapat , bahkan berbagai sumber mengatakan Nampaknya megawati “one women show”.
Jadi tidak jika heran komentar dari berbagai kalangan bahwa cara berpikir dan bertindak Megawati sangat tidak bijaksana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar